Diantara 1001 opsi yang ada, salah satu cara tercepat untuk meningkatkan kecepatan serta performa web berbasis wordpress Anda adalah menggunakan bantuan Plugin Cache.
Pada artikel ini, kita akan membahas Plugin Cache terbaik untuk WordPress yang paling mudah dan praktis untuk digunakan.
Mari simak apa saja yang akan kita ulas:
- Apa itu web cache?
- Prinsip kerja caching
- Plugin Cache wordpress GRATIS yang paling oke
- Cara termudah setting plugin
Apa itu Web Cache?
Berikut pengertiannya.
Aktivitasnya disebut sebagai web caching.
Web caching merupakan cara yang sangat ampuh untuk meningkatkan kecepatan serta performa sebuah website, menghindari lag atau waktu tunggu loading yang lama, sekaligus meringankan pekerjaan server
Secara garis besar, Web caching dapat meningkatkan pengalaman pengunjung sebuah web. Loading yang cepat dan ringan akan menurunkan risiko sebuah web ditinggalkan sebelum terbuka sempurna di browser pengguna.
Dan karena pagespeed adalah salah satu parameter penting bagi dalam algoritma pencarian, maka Web caching berpengaruh signifikan bagi SEO.
Tapi sayang tidak semua pemilik website melakukannya.
Alasan Tidak Melakukan Web Caching
Hanya beberapa tahun yang lalu, saya termasuk orang yang tidak terlalu peduli dengan urusan cache dan kerap mengabaikannya.
Ada 2 sebabnya:
- Pertama, saya sangat percaya dengan kemampuan hosting yang saya gunakan.
- Kedua, saya tidak persis tahu apa itu caching, bagaimana melakukannya dengan tepat dan (karena alasan yang pertama) malas untuk mempelajarinya.
Ternyata saya keliru.
Untuk itulah saya membuat panduan ini, terutama untuk menjelaskan secara lebih mudah tentang bagaimana prinsip kerja web caching, poin-poin penting apa saja yang harus diketahui dan plugin terbaik gratisan yang saya rekomendasikan dan gunakan sendiri (diantara sekian banyak yang tersedia) plus cara untuk menggunakannya.
Setelah membaca artikel ini, saya berharap tak ada lagi alasan untuk tidak melakukan web caching di landing page, blog, website atau web wordpress apa pun yang Anda miliki.
Prinsip Kerja Web Cache
Berikut 5 prinsip kerja web cache yang perlu Anda ketahui sebelum menggunakannya:
Prinsip Nomor 1 – Tidak perlu memusingkan perkara teknis.
Untuk menggunakan teknologi ini, kita tak harus menjadi seorang jagoan server atau webmaster paling canggih sedunia. Sebab kita akan menggunakan bantuan plugin untuk menyelesaikan semua urusan.
Yang perlu kita ketahui hanyalah plugin mana yang bagus untuk digunakan dan bagaimana cara mengaturnya. Kedua hal tersebut akan saya beritahukan sebentar lagi.
Prinsip Nomor 2 – Ketahui peruntukannya.
Seluruh laman web yang ada di jagat maya, terutama yang berhubungan dengan pengunjung potensial yang membutuhkan kecepatan saat diakses selayaknya perlu untuk di caching.
Diantaranya:
- Sales pages
- Toko online
- Squeeze pages
- Blog
Selain meningkatkan kepuasan, pengalaman dan (pada akhirnya) konversi sebuah laman web, caching juga memberikan benefit bagi SEO.
Dalam jangka panjang, web-web berkecepatan tinggi berpotensi untuk menyingkirkan yang lebih lamban untuk selanjutnya betah nangkring di posisi-posisi strategis Google SERP.
Jika riset keyword adalah yang pertama dan konten adalah yang utama, maka kecepatan web adalah hal berikutnya yang harus diperhatikan dalam On Page SEO.
Prinsip Nomor 3 – Perhatikan ini dulu sebelum melakukan caching
Jangan salah sangka!
Meski caching bisa meningkatkan kecepatan akses web secara menakjubkan, faktor utama yang menentukan kecepatan tetaplah server hosting Anda.
Layanan hosting yang lemot tak dapat dibantu oleh teknologi cache sehebring apa pun. Sudah nasibnya bagi server lemot yang tidak bonafide untuk lemot. Salah Anda sendiri mengapa memilih hosting yang jelek untuk bisnis yang begitu penting.
Anda mungkin butuh pindah hosting dengan melihat rekomendasi hosting luar negri terbaik untuk mengatasinya.
Selain itu, faktor lain yang juga sangat menentukan kecepatan web adalah themes / template yang digunakan. Pastikan Anda memilih tema yang ringan, sederhana dan selalu uptodate.
Prinsip Nomor 4 – Pahami kapan caching menjadi gangguan dan bagaimana mengatasinya.
Ada beberapa situasi yang membuat caching menjadi tak menyenangkan.
Salah satu yang paling mengganggu:
- Bayangkan Anda memiliki typo di dalam konten, kemudian memperbaikinya dan menyimpan perubahan tersebut, tetapi saat melihatnya dari laman depan web ternyata typo tetap ada.
- Bayangkan Anda ingin mengubah gambar dalam konten, kemudian menggantinya dan menyimpan perubahan tersebut, tetapi saat melihatnya dari laman depan web ternyata gambar belum berubah.
Sudah pasti bikin sebel bin kezel.
Padahal begitulah sebenarnya cara kerja caching yang dapat membuat sebuah laman dapat diakses super cepat; menyimpan komponen data sebuah laman sebagai salinan yang disajikan kepada pengunjung tanpa harus bolak-balik mengambilnya melalui server yang menyebabkan waktu akses menjadi lebih lamban.
Dalam periode tertentu, cache akan dibersihkan secara berkala untuk menampilkan konten paling baru yang kemudian secara otomatis di cache kembali dan demikian seterusnya untuk menjaga performa yang konsisten.
Sayangnya hal tersebut tidak berlangsung setiap detik sehingga membuat frustrasi ketika kita tidak memahaminya.
Padahal itu bukan masalah. Sebab kita selalu dapat menghapus cache kapan saja dibutuhkan hanya dengan klik sebuah tombol bernama: “clear cache”.
Dengan plugin yang akan kita bahas sebentar lagi, hal tersebut (clear cache) dapat dilakukan secara otomatis.
Prinsip Nomor 5 – Mengerti cara memeriksa kecepatan web Anda dan tahu berapa nilai yang dibutuhkan.
Hal pertama yang harus dilakukan sebelum mulai caching adalah memeriksa kecepatan akses web Anda supaya dapat dibandingkan dengan nilai yang diperoleh setelahnya.
Anda dapat menggunakan layanan populer GTmetrix atau built-in test yang disediakan oleh plugin yang akan kita gunakan.
Namun meski skor ini cukup penting dan dapat menjadi parameter keberhasilan dari caching yang dilakukan, kita tidak boleh maniak.
Sesungguhnya tidak dibutuhkan nilai A dan skor 100%, atau apa pun yang mendekati itu. Dan jangan pernah terobsesi untuk mencapainya.
Selama skor meningkat setelah caching, lebih baik dari skor sebelumnya, loading time masuk akal dan sudah dioptimalkan secara semestinya, maka itu sudah lebih dari cukup.Sebelum menggunakan cache, skor blog saya adalah D (Pagespeed Score) dan E (YSlow Score), dan setelahnya menjadi B dan D seperti gambar diatas, dan itu sudah cukup.
Penjelasannya:
- Skor serba A membutuhkan keahlian tersendiri atau perombakan laman besar-besaran (atau pengorbanan elemen tertentu pada laman tersebut), yang mana tidak worthed untuk dilakukan.
- Lagipula, Top 100 website dunia memiliki skor rata-rata B dan D (sama seperti skor blog saya), dan mereka baik-baik saja.
- Terdapat peningkatan dari skor sebelumnya, dari D dan E ke B dan D.
- Full loaded time masih berada di bawah 5 detik.
Selain itu, dengan tes lain yang dilakukan menggunakan plugin, saya juga mengalami peningkatan skor yang cukup signifikan, dari 31 menjadi 75.
Dengan demikian, beginilah patokan yang dapat Anda jadikan acuan:
- Lakukan test dengan GTmetrix dan Plugins. Target Anda adalah meningkatkan skor tersebut setelah caching.
- Skor B untuk Pagespeed dan D untuk YSlow sudah terbilang cukup. Lebih tinggi tentu lebih baik (jika bisa).
- Skor 70 keatas adalah target yang dicari saat di uji menggunakan plugin.
- Perhatikan Full loaded time (di GT Metrix). Pastikan berada di bawah 5 detik untuk konten minimalis hingga medium dan maksimal 10 detik untuk konten yang lebih panjang seperti Sales page.
Untuk mencapai angka-angka berdasarkan rujukan diatas, kita akan sepenuhnya memanfaatkan WordPress Plugin yang akan segera saya beritahukan namanya.
Plugin Cache Terbaik
Ada banyak sekali Plugin Cache WordPress tersedia untuk kita pilih, baik yang berbayar maupun gratisan. Beberapa nama populer diantaranya:
- W3 Total Cache
- LiteSpeed Cache
- WP Fastest Cache
- WP Rocket
- WP Super Cache
- Autoptimize
- dst
Tapi kita tidak akan menggunakan nama-nama diatas karena satu alasan: ribet.
Plugin cache terbaik pilihan saya dan yang akan dibahas di artikel ini adalah Hummingbird.
Hummingbird adalah plugin cache buatan WPMU DEV, developer yang juga membuat plugin Smush yang sebelumnya saya referensikan sebagai plugin optimasi gambar terbaik..
Hummingbird memang kalah populer dibandingkan plugin cache lainnya dan jarang diperbincangkan. Tapi percayalah, plugin ini layak untuk jadi pilihan. Dan yang lebih penting, ia sangat mudah untuk digunakan. Versi gratisnya sudah lebih dari cukup.
Berikut langkah-langkah serta tips menggunakan Hummingbird:
1. Install dan aktivasi plugins Hummingbird via dashboard WP Anda.
2. Buka menu Hummingbird dan pilih run performance test yang akan muncul saat pertama kali digunakan.
3. Tunggu hingga skor muncul. Semakin kecil skor yang Anda miliki berarti semakin buruk performa web Anda.
4. Selanjutnya, klik menu Caching (1) dan klik tombol Activate (2).
5. Setelah itu, klik Browser Caching, scroll sampai bagian paling bawah dan klik Activate. Biarkan value yang lain sebagaimana nilainya dan jangan ubah apa pun, kecuali Anda paham.
6. Dengan cara yang sama, klik menu Gravatar Caching dan klik Activate. Pastikan semua menu caching tercentang hijau seperti gambar berikut.
7. Jika sudah, klik menu Settings dan lakukan pengaturan sebagai berikut: (1) supaya tombol clear cache muncul di dashboard wordpress sehingga mudah untuk diklik saat dibutuhkan, (2) supaya Hummingbird melakukan clear cache secara otomatis setiap kali terjadi perubahan pada konten web sehingga tidak missed. Jika sudah jangan lupa klik Save Settings.
8. Terakhir, Anda dapat melakukan test kembali untuk melihat skor setelah kita melakukan setting-setting diatas.
Sekarang skor Anda seharusnya sudah berubah, bukan? Lakukan juga test di GT metrix untuk melihat skor web Anda setelah menggunakan Hummingbird.
Tips Lainnya
Selain urusan Cache, ada banyak fitur lain yang juga disediakan Hummingbird, terutama untuk mendukung performance web Anda, seperti kompresi Gzip atau optimasi Asset.
Berikut beberapa tips yang dapat Anda jadikan pedoman:
- Preload caching: meski opsional, Anda disarankan untuk mengaktifkan pilihan ini. Dengan mengaktifkan preload caching, secara otomatis plugin akan menegaktifkan caching pada seluruh laman web Anda tanpa harus menunggu traffic masuk terlebih dahulu.
Menu ini terdapat di laman Caching. Setelah diaktifkan, jangan lupa save untuk menyimpan perubahan.
- Gzip Compression: secara default, seharusnya seluruh server hosting sudah mendukung Gzip Compression sehingga pilihan ini langsung otomatis hidup dan tidak perlu diapa-apakan lagi di Hummingbird. Tetapi jika Gzip compression belum aktif, maka Anda harus mengaktifkannya melalui Hummingbird karena Gzip adalah hal paling standar untuk mempercepat akses ke web Anda.
- Asset Optimization: Anda dapat melakukan optimasi aset dalam web Anda, seperti JS, CSS, Font dan lain sebagainya. Di menu ini tersedia opsi untuk mengkompres file-file tersebut. Silahkan baca instruksi sebelum melakukannya. Pada sebagian kecil kasus, optimasi aset dapat menyebabkan perubahan tampilan web sehingga Anda harus berhati-hati dan paham betul saat menggunakannya.
- Meski sebelumnya kita sudah mengaktifkan pengaturan otomatis untuk menghapus cache saat terjadi perubahan di web (lihat step No. 7 diatas), terkadang kita masih perlu menghapus cache secara manual saat dibutuhkan, yakni ketika laman yang diubah tidak langsung berubah saat diakses. Untuk itu, gunakan tombol ajaib yang sudah kita munculkan di bagian atas dashboard Hummingbird,yakni Clear Cache, setiap saat dibutuhkan.
Dengan clear cache, kita akan langsung terbebas dari masalah cache yang kadang membingungkan.
Kesimpulan
Sampai disini, seharusnya Anda tak lagi bingung tentang bagaimana meningkatkan kecepatan akses serta performa web yang Anda miliki.
Minimal, Anda dapat segera menggunakan Hummingbird dan mengikuti langkah-langkah caching diatas–sama sekali tanpa risiko–untuk meningkatkan skor web Anda dalam waktu singkat.
Semoga bermanfaat,
RA