Saham Bank – Insight Desember 2020

S


Bisnis perbankan selalu menarik untuk disimak.

Sebab orang terkaya di negri ini adalah pemilik bank dimana emitennya punya market cap paling besar di bursa: BBCA – Bank BCA.

Tapi untuk membeli saham BCA sekarang barangkali sedikit terlambat. Harganya sudah terlampau “mahal”. Beda cerita jika kita masuk saat Covid dimana harganya sempat drop hingga ke angka Rp 22ribuan saja. Saat tulisan ini dibuat, saham BBCA dihargai di angka Rp 32ribu. Hanya terpaut tak sampai 10% dari ATH (all time high) nya di angka Rp 35.300,00 yang disentuh pada Januari 2020 lalu. Padahal ada penurunan net income yoy sebagaimana dapat disimak di tabel berikut:

Sebelas duabelas, hal serupa juga terjadi di banyak bank buku IV lainnya, seperti BBRI, BMRI dan BBNI yang pertumbuhan net incomenya jauh lebih buruk dibandingkan BBCA.

Maka melirik saham-saham bank terbesar di Indonesia di harganya saat ini terasa kurang menarik, terutama jika Anda baru akan mulai membelinya.

Saya sendiri sudah menyimpan BBCA sejak harganya masih di belasan ribu rupiah dan akan terus menyimpannya sampai lama. Hanya saja untuk mengakumulasi kembali, itu baru akan menarik saat harganya berada di bawah 30ribu.

Untuk sekarang, ada beberapa bank lain yang lebih bagus untuk dilirik.

Beberapa diantaranya adalah BTPN, BBTN, BJBR, NISP (dua yang belakangan sudah saya sebut sebelumnya disini).

Mari kita ulas satu per satu.

BTPN

Saya mencintai produk yang saya gunakan sendiri. Jenius dari BTPN adalah favorit saya. Cash yang saya miliki mayoritas berada disana.

Jenius adalah pelopor sekaligus pioneer layanan bank masa kini untuk sekarang. Tak terbantahkan lagi.

Berikut profil singkatnya:

BTPN merupakan bank yang memfokuskan diri untuk melayani dan memberdayakan masyarakat berpendapatan rendah yang terdiri dari para pensiunan, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta komunitas prasejahtera produktif (mass market). Didirikan di Bandung, Jawa Barat, pada 1958 dengan nama Bapemil, bank berubah nama menjadi Bank Tabungan Pensiunan Nasional di tahun 1986. Saat ini BTPN berkantor pusat di Jakarta dengan cabang-cabang di lebih dari 300 kota di seluruh Indonesia. BTPN menawarkan berbagai jasa perbankan melalui enam unit bisnisnya. Pertama adalah BTPN Purna Bakti yang fokus pada segmen pensiunan dan prapensiunan. Kedua adalah BTPN Mitra Usaha Rakyat yang melayani para nasabah wirausaha mikro. Ketiga adalah BTPN Mitra Bisnis yang melayani para nasabah wirausaha kecil dan menengah. Keempat, BTPN Sinaya yang fokus pada pertumbuhan dana pihak ketiga dari segmen institusi dan individu berpenghasilan menengah ke atas. Dua unit bisnis terakhir adalah kedua platform mobile banking BTPN. BTPN Wow!, sebagai unit bisnis kelima, adalah platform yang melayani segmen mass market dengan menggunakan telepon seluler sederhana, sedangkan yang terakhir, Jenius, tersedia untuk menjawab kebutuhan nasabah urban yang lebih fasih menggunakan smartphone.

BTPN merupakan bank yang sangat sehat dibuktikan dari kinerjanya yang konsisten:

Sementara berikut pergerakan harga sahamnya:

Hal-hal yang perlu diketahui tentang BTPN:

  • Saya telah memilikinya sejak lama dalam portofolio saya.
  • ATH berada di angka 3450, terpaut 30% dari harga saat ini.
  • Mulai Januari 2021, layanan Jenius akan memberlakukan biaya 10rb per bulan (setelah sekian tahun gratis). Ini mungkin kebijakan yang kurang populer, tetapi baik bagi bisnis karena akan meningkatkan net income dari BTPN.
  • PBV (Price to Book Value) dari BTPN masih berada di angka 0.69 menandakan harga yang masih murah, apalagi untuk sektor perbankan yang dapat mencapai 2-3x PBV.

Meski demikian, BTPN memiliki 2 kelemahan, yakni:

  • Saham yang beredar di masyarakat sangat kecil, kurang dari 6% saja.
  • Pergerakannya cenderung lamban, sangat jauh berbeda dengan “adiknya” BTPS (BTPN Syariah) yang bergerak begitu volatile.
  • Jarang membagikan dividen.

Kesimpulan: Jika Anda meyakini bank ini dan jenis bisnisnya, rekomendasi saya adalah BUY dan HOLD untuk jangka panjang.

BBTN

Bagi mayoritas masyarakat Indonesia, tidak ada bank selain BBTN yang paling pas untuk kredit rumah.

Dan meski sektor properti terseok-seok beberapa tahun belakangan, nyatanya bisnis BBTN tak terlalu terpengaruh karena terbantu oleh program dari pemerintah yaitu rumah subsidi yang bank nya kebanyakan menggunakan BBTN.

Maka mari kita lihat kinerja 3 tahun belakangan dari BBTN:

Terlihat net income yang tinggi di 2018 diikuti dengan kerugian cukup besar di Q3 dan Q4 2019 yang seluruhnya memengaruhi harga sahamnya:

Berikut beberapa catatan dari BBTN:

  • ATH berada di angka 2240, terpaut 30% dari harga saat ini.
  • Kinerja 2020 cukup baik meski ada pandemi.
  • Kebutuhan rumah subsidi tak terpengaruh kelesuan sektor property. Justru pengaruh terbesarnya ada di kebijakan pemerintah.
  • Stimulus perbankan dan ekonomi pasca pandemi ditambah turunnya bunga acuan BI dapat menjadi sentimen positif jangka panjang bagi BBTN.

Kesimpulan: saya tidak memiliki saham ini dalam portofolio saya. BBTN berada dalam watchlist yang akan terus saya pantau perkembangannya.

BJBR

Ulasan mengenai BJBR, dapat disimak disini.

NISP

Diantara sekian banyak issue yang ada, salah satu yang menarik adalah kabar jika Bank OCBC NISP akan segera naik dari bank buku III ke bank buku IV awal tahun 2021.

Sebagai informasi, bank buku IV adalah bank yang memiliki modal inti tertinggi minimal Rp30.000.000.000.000 atau tiga puluh triliun rupiah.

Ada pun bank-bank buku IV di Indonesia saat ini, diantaranya: BCA, Mandiri, BRI, BNI, CIMB Niaga, Panin dan Danamon.

Dari histori yang terjadi, saat sebuah bank “naik buku” maka ini akan berimbas pada pergerakan sahamnya yang positif. Kondisi tersebut terjadi pada CIMB Niaga, Panin dan Danamon saat statusnya berubah menjadi bank buku 4 di tahun 2019 dan 2020.

Namun demikian, ini hanyalah sentimen sesaat. Sebab pada akhirnya yang menentukan adalah kinerja perusahaan.

Rekomendasi: saya sudah mulai mengakumulasi saham NISP dan terus memantau perkembangannya hingga tahun depan sebelum memutuskan apakah akan menjualnya atau menyimpannya dalam jangka panjang.

Beli saham sekarang

Untuk membeli saham dengan mudah dan cepat, Anda dapat menggunakan aplikasi Ajaib yang sangat ramah terhadap pengguna.

Link download aplikasi Ajaib, klik disini ➡️ https://go.onelink.me/ShqC/riantoastono

Gunakan kode referral “rianto” (tanpa tanda petik) pada saat melakukan registrasi untuk mendapatkan bonus reksa dana.

Disclaimer on: Segala rekomendasi dan analisa saham hanyalah bersifat memberi pandangan semata, dan saya tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul, keputusan Investasi ada di tangan masing-masing.

Jangan lupa join channel Telegram saya yang khusus membahas tentang investasi, klik disini.

Regards,
RA

About the author

Rianto Astono

an author, book obsessive, writing enthusiast, associate, blogger. Internet marketer since 2004.

Get in touch

Please send your email directly to rianto@gaptex.com or follow me via social channels below: