NET89 #WDALL: Sebuah Plot Twist?

N

Disclaimer
– Konten ini merupakan opini dan analisa pribadi yang dibuat demi kepentingan umum. Secara khusus, konten ini dibuat bagi para member net89 yang saat ini kesulitan untuk melakukan withdraw dana yang mereka miliki.
– Tidak ada bagian di mana pun di dalam konten yang dimaksudkan untuk menghina, mencemarkan, melecehkan atau menista pihak-pihak yang disebutkan. Semua analisa dibuat berdasarkan data dan fakta serta pengetahuan dan kemampuan analisa yang dimiliki penulis.
– Sebagai sebuah opini dan analisa, kekeliruan mungkin saja terjadi. Untuk itu, penulis membuka pintu lebar-lebar jika ada yang perlu disanggah.

Kisah ini akan cukup panjang. Sepanjang penantian para member untuk mendapatkan kembali uang yang mereka miliki. Siapkan cemilan dan minuman ringan sebelum membacanya.

Perlu diperhatikan jika saya bukan hater atau pihak yang ingin memperkeruh suasana yang sejatinya sudah sangat keruh. Saya pun tidak memiliki kepentingan dalam bentuk apa pun terhadap peristiwa ini. Saya hanya merasa perlu menyikapi serta membuat analisa dari perkembangan terkini net89 dengan wacana #WDALL beserta opsi lain yang belakangan menyeruak di permukaan supaya dapat menjadi referensi dan rujukan bagi pihak yang membutuhkan.

Berikut beberapa hal yang mungkin perlu Anda ketahui untuk menjelaskan posisi saya sebagai penulis:

  • Saya anti dan punya concern tinggi terhadap skema ponzi.
  • Saya secara sengaja pernah bergabung di net89 untuk kebutuhan riset dan segera out saat berhasil menemukan apa yang saya cari.
  • Saya adalah seorang miner, penambang aset crypto dengan pengetahuan yang cukup banyak sehingga mampu menjelaskan skenario konversi bisnis ke Infinity Plus, salah satu opsi wd yang ditawarkan oleh net89.

Jika sudah jelas, mari kita mulai dengan analisa kemungkinan yang paling menyakitkan:

99,9% uang seluruh member net89 tidak akan kembali.

Alasan paling simpel: sama seperti robot-robot trading berbalut mlm lain yang kini seluruhnya sedang bermasalah, net89, patut diduga adalah juga merupakan sebuah skema ponzi.

Alasan yang lebih teknis: net89 tidak dapat mengembalikan uang tersebut karena mereka tidak memilikinya. Sebab jika ternyata net89 menggunakan skema ponzi, maka mereka akan membayarkan keuntungan kepada investor dari uang mereka sendiri atau uang yang dibayarkan oleh investor berikutnya yang mana sudah dihentikan, bukan dari keuntungan yang diperoleh dari investasi atau produk apa pun.

Dalam hal ini, uang-uang member tentulah sudah lama mengalir kepada founder dan para leader di pucuk.

Meski begitu, net89 memiliki sebuah plot twist yang tidak dimiliki oleh robot trading yang lain, yaitu opsi konversi kepada bisnis lain yang sudah mereka persiapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Sebuah plot yang sebetulnya mudah untuk dianalisa. Sesuatu yang nampak sebagai jalan keluar yang indah, namun itu justru sebaliknya.

Maka mari saya ceritakan kisahnya secara runut dan perlahan-lahan.

#WDALL

Net89 mengklaim dirinya berbeda dengan robot yang lain. Tak sedikit para member (terutama leader) yang menjelekkan robot-robot lain. Bahkan dengan sangat percaya diri, mereka yakin #wdall akan segera dilakukan.

Tapi faktanya sama saja. Setali tiga uang. Sebab hingga hari ini, tercatat sudah 3x jadwal pengembalian dana diundur dalam bentuk pengumuman-pengumuman yang isinya masih tidak jelas. Kelewat jauh dari pasti.

Dua opsi telah diberikan:

  • WDALL yang makan waktu lama entah sampai kapan, atau
  • WDALL ke bisnis Infinity Plus yang prosesnya jauh lebih cepat.

Pada opsi pertama, tatalaksana pengembalian dana telah diumumkan, yaitu menggunakan mata uang crypto USDT atau Bitcoin yang sudah pasti menambah masalah yang baru.

Padahal, aktivitas pengembalian dana sama sekali tidak berhubungan dengan regulasi robot yang bermasalah karena pada prinsipnya dana tersebut diletakkan di broker terpisah. Pun tidak ada larangan untuk melakukan wd sebagaimana yang dapat kita lihat dalam berita yang saat ini beredar di internet.

Lagipula, mengapa pengembalian dana tidak melalui rekening bank saja? Bukankah jika kita masuk ke hutan antah-berantah melalui sebuah jalan, maka jalan termudah untuk kembali adalah dengan mengikuti jalan yang sudah kita lalui, dan bukan membuat jalan yang baru?

Tujuannya tentu sudah bisa ditebak: mengulur waktu selama mungkin.

Tujuan lainnya: menciptakan kebingungan.

Sebab inilah teknik yang seringkali digunakan pada bisnis-bisnis yang bermasalah: jika Anda tidak dapat meyakinkan mereka, buatlah mereka bingung.

If you can’t convince them, confuse them.

Kebingungan ini lantas membuat orang tidak dapat membuat keputusan secara tepat dan cepat, mengaburkan serta mendistribusikan kesalahan kepada banyak pihak, dan dalam beberapa kasus bahkan membuat orang menyalahkan dirinya sendiri.

Besar kemungkinan, dalam beberapa pekan ke depan, saya menduga jika teknik ini mungkin akan berlanjut dengan membayar member-member tertentu yang dipilih dalam rangka meninggalkan kesan jika proses wd sedang berlangsung. Sesuatu yang akan meredam dan menimbulkan harapan sekaligus menambah waktu untuk memengaruhi pilihan.

Pada akhirnya, kebingungan dan penantian panjang tak berkesudahan itu akan membuahkan hasil yang memang diingikan: memilih opsi kedua.

Sebab opsi kedua inilah yang dapat menyelamatkan sekaligus memperpanjang permainan.

Sekarang bayangkan seseorang diminta untuk menunggu tanpa tahu batas waktunya, sementara terdapat opsi lain yang siap diambil dan terus dipromosikan, digembar-gemborkan, diiming-imingi, meski itu sebetulnya tidak pernah diinginkan.

Tentu sebagian besar orang akhirnya akan mengalah. Daripada menanti tanpa ada ujungnya, ketimbang hilang semua, mending pilih saja apa yang tersedia.

Sayangnya itu seperti keluar dari mulut buaya untuk masuk ke kandang singa.

Infinity Plus

Gagasan menggunakan robot trading secara massal menggunakan skema mlm adalah sesuatu yang menggelikan. Namun gagasan untuk menambang cryptocurrency dalam skema mlm malah bikin sakit perut.

Di tahun 2022, gagasan yang kedua itu bahkan punya risiko yang lebih besar ketimbang benefit yang didapat.

Desas-desus ini sebetulnya sudah lama terjadi bahkan diantara para member sendiri, bahwa mesin uang kedua hanyalah sebuah strategi agar uang member tidak keluar dari perusahaan.

Mengurangi profit pada mesin uang pertama (net89) dan meningkatkan profit pada mesin uang kedua (infinity plus) secara perlahan sembari mendorong leader untuk memprospek downlinenya agar pindah atau menambah uang yang disetorkan adalah strategi yang terlihat begitu kentara pada awal-awal kehadirannya.

Namun sayang, proses yang sebetulnya dapat berjalan secara halus dan perlahan setelah mesin uang kedua lepas landas pada akhir tahun lalu, kini dipaksa untuk dilakukan secara cepat dan terburu-buru.

Dan itulah yang kita lihat sekarang.

Tapi apa masalahnya dengan bisnis mining ini?

Banyak.

Mining adalah masalah apabila baru dimulai di tahun 2022. Lalu masalahnya akan semakin rumit tatkala dijalankan secara masif dengan skema mlm.

Sebagai seorang miner, saya tahu persis isu yang sedang menghantui para miner di seluruh dunia.

Kenaikan difficulty, turunnya harga GPU, tingginya gas fee serta migrasi PoS pada Ethereum (dari PoW) dalam waktu dekat yang membuatnya tak lagi dapat ditambang adalah beberapa kendala yang sedang dan akan dihadapi dalam beberapa waktu ke depan.

Beberapa koin alternatif pun telah terbukti tidak memberikan hasil yang konsisten dan sebaik ETH. Risiko kerusakan mesin dan konsumsi listrik yang lebih tinggi saat GPU dijalankan pada algoritma berbeda pun tak kalah mengancam.

Selain itu, risiko penurunan harga aset crypto saat market bearish juga menjadi isu yang super sensitif di kalangan penambang. Di pertengahan Januari 2022 lalu saja, peristiwa ini bahkan sempat membuat banyak miner harus mematikan rig miliknya karena hasil yang tak sepadan dengan biaya.

Pada skala rumahan, miner akan tertolong dengan fleksibilitasnya karena masih dapat dengan gampang melakukan upgrade, jual-beli alat, memanfaatkan cashback di marketplace serta melakukan mining test pada koin-koin baru atau menyimpan hasilnya untuk jangka waktu yang lama. Semua hal yang rasanya sangat sulit dilakukan miner dalam skala yang besar apalagi yang dijalankan secara mlm. Itu belum ditambah problematika dari model perminingan yang dijalankan oleh Infinity Plus, termasuk pilihan alat, cara dan hal-hal teknis lainnya yang menimbulkan banyak sekali tanda tanya, terlebih bagi miner seperti saya.

Demikianlah, bahkan sejak akhir tahun lalu, aktivitas mining lebih dianggap sebagai hobi yang menghasilkan ketimbang sebagai sebuah bisnis.

Namun begitu, secara prinsip tentu saja dunia penambangan jauh lebih baik dibandingkan robot abal-abal jika memang dijalankan dengan cara yang benar.

Tapi dari sinilah masalahnya berawal.

Cuan yang dihasilkan dari menambang akan semakin kecil seiring waktu.

Sialnya dana harus ditahan dalam jangka waktu yang lebih panjang.

Beberapa faktor eksternal yang terlibat di dalam permainan tambang-menambag ini juga akan membuat perusahaan lebih mudah melepaskan dirinya dari tanggungjawab dan janji manisnya.

Sebab jika ETH tak lagi dapat ditambang dan mining tak lagi menghasilkan profit yang sepadan, mereka cukup mengatakan apa adanya tanpa dapat dibantah. Jika mesin tetiba rusak, terjadi bencana alam, kebakaran, mereka cukup mengungkapkannya tanpa perlu bersusah-susah.

Dengan begitu, memilih opsi untuk konversi bisnis net89 ke Infinity Plus seperti keluar dari mulut buaya masuk ke kandang singa.

Dari hawa jadi debu.

Dan buah simalakama.

Sebab jika itu digunakan sebagai pembungkus skema ponzi yang baru dimana mesin ternyata hanyalah sebagai pajangan, maka hasil akhirnya akan mengerikan. Seandainya pun dijalankan secara betulan, maka dengan jumlah dana yang sama, itu tidak akan lebih menguntungkan ketimbang mining sendiri.

Tapi lingkaran ini masih belum berakhir.

Sebab dalam skema ponzi, selama otak pelakunya belum ditangkap maka permainan akan terus berkembang.

Dalam permainan ponzi, durasi adalah kunci.

Setelah mesin uang pertama dan kedua, disebutkan akan ada mesin uang ketiga yang digadang-gadang perusahaan akan meluncur di kuartal kedua atau pertengahan tahun ini.

Luar biasa.

Tapi izinkan saya menebak.

Mesin ketiga yang dimaksud, menurut saya adalah meluncurkan token atau koin crypto.

Mudah-mudahan saya salah.

Tapi jika saya benar, permainan barangkali akan menuju level baru yang lebih menyeramkan.

Sebab dalam berbagai kasus yang pernah terjadi, Token merupakan alat yang sangat powerful untuk mengumpulkan dana, menebarkan FOMO, menggoreng harga, sekaligus merampok seluruh dana yang terkumpul pada akhir permainan melalui mekanisme rugpull.

Dan hebatnya, semua hal gila itu akan membebaskan pelakunya dari jerat hukum sebab tidak ada regulasi yang mengatur token secara mendetail.

Maka izinkan saya mengulanginya kembali:

Mengikuti plot twist yang sedang dimainkan saat ini adalah seperti keluar dari mulut buaya masuk ke kandang singa … lalu masuk jurang.

So apa yang sebaiknya dilakukan? Seperti yang berulang kali sudah saya katakan, sesungguhnya tidak ada banyak hal yang dapat Anda lakukan.

Jika pun ada, berikut beberapa diantaranya:

  1. Bangun dari mimpimu.
  2. Jika sudah, ikhlaskan uangmu dan jangan terlalu berharap itu akan kembali.
  3. Kejar leader Anda. Lakukan negosiasi atau minta pertanggungjawaban dalam bentuk apa pun yang Anda bisa selama itu tidak melawan hukum.
  4. Jangan pernah dengarkan saran untuk mengkonversikan dana yang Anda miliki. Ini tak cuma dapat membebaskan Anda dari kandang singa dan masuk jurang, melainkan juga akan melepaskan Anda dari belenggu ponzi yang mungkin saja akan menyandera dalam waktu yang sangat lama.
  5. Jika perlu, kirimkan podcast ini kepada leadermu yang masih ngeyel dan terus mengiming-imingimu.
  6. Lapor polisi! Jangan menunda dan mau saja disuruh menunggu.

Well.

Sampai disini saya sudah selesai.

Saya berharap telah membuat analisa yang keliru.

Dan tentu saja, tak semua yang saya sampaikan benar adanya. Saya tak ingin Anda berpikir seperti saya. Saya hanya ingin Anda berpikir.

RA

telegram

About the author

Rianto Astono

an author, book obsessive, writing enthusiast, associate, blogger. Internet marketer since 2004.

Get in touch

Please send your email directly to rianto@gaptex.com or follow me via social channels below: