Google Keyword Planner adalah senjata andalan yang digunakan oleh mayoritas blogger dan pemilik website untuk melakukan Riset Keyword.
Selain GRATIS, tool yang satu ini juga menampilkan data yang datang langsung dari sang mbah Google sehingga validitasnya tak lagi perlu dipertanyakan.
Meski demikian, sejak diperkenalkan pertama kali beberapa tahun silam, ada banyak sekali perubahan yang terjadi sehingga kita sebagai pengguna juga harus menyesuaikan diri agar tetap dapat memakainya secara efektif.
Pada artikel ini, saya akan memperlihatkan cara menggunakan Google Keyword Planner sesuai dengan update terbaru (2018) yang dapat Anda jadikan panduan yang relevan saat ini.
Langsung saja kita mulai.
Keyword Planner 101
Google Adwords yang baru-baru ini berubah nama menjadi Google Ads menyediakan banyak sekali tools bagi para pengiklan (advertiser), salah satunya adalah Keyword Planner.
Dari sinilah kita tahu jika untuk dapat menggunakan Keyword Planner, maka kita harus memiliki akun di Google Ads.
Dan (tentu saja) Google selalu ingin dan “memaksa” hanya mereka yang pasang iklan saja-lah yang dapat menggunakan Keyword Planner. Inilah pangkal dari seringnya terjadi perubahan pada cara untuk memakainya.
Beruntung, selalu ada cara untuk dapat menggunakan Keyword Planner tanpa harus menjadi advertiser.
Setup Akun Google Ads
**Step ini diperlukan bagi Anda yang belum memiliki akun Google Ads. Jika Anda sudah punya, silahkan langsung lompat ke bagian selanjutnya.
- Buka laman Google Ads disini
- Login dengan akun Google Anda
- Isi nama web Anda. Jika tidak punya, isi dengan nama web orang lain sembarang saja (tapi pastikan jika itu web betulan).
4. Selanjutnya Google akan menampilkan 3 step yang perlu Anda isi. SIlahkan isi semuanya sampai selesai.
5. Triknya ada pada tahapan pembayaran. Disini, bagi Anda yang tidak punya cc (atau yang tidak mau memasukkan nomer kartu kredit) dapat memilih metode pembayaran “transfer uang”.
6. Jika sudah, selesaikan proses tersebut hingga tuntas dan buka akun Google Ads Anda untuk mulai menggunakan Keyword Planner.
Cara Pakai Keyword Planner
Sebelum mulai menggunakannya, Anda perlu tahu jika ada 2 fungsi utama yang dapat kita lakukan dengan Google Keyword Planner, yakni:
- Mencari ide keywords.
- Riset volume pencarian dan prakiraan (forecast).
Saya sendiri sangat jarang menggunakan fungsi planner untuk mencari keywords kecuali sesekali ketika ingin mengintip-intip keyword tertentu sebagai bahan referensi (sesuai namanya, untuk mencari ide).
Tapi jika ingin serius mencari ide keywords, saya lebih suka menggunakan Ubersuggest yang juga GRATIS.
Cek disini > Ubersuggest
Nah, ada pun fungsi yang secara intensif saya gunakan di Keyword Planner adalah yang kedua, yaitu untuk mengetahui volume pencarian atas sebuah keyword.
Itu biasanya saya lakukan untuk daftar keyword yang sebelumnya sudah digenerate menjadi long-tail menggunakan layanan lain, yakni:
- Keyword Scraper dari Scrapebox (berbayar).
- Keyword Generator dojo.cc (gratis)
- LSI Keyword Generator tool LSIGraph (gratis).
Setelah memiliki list keywords, maka buka menu “Get search volume and forecasts” dan paste keywords disana, lalu klik “Get Started”:
Pada tampilan berikutnya, klik pilihan “Historical Metrics”:
Diatas merupakan salah satu perbedaan cara menggunakan Keyword Planner dimana pada edisi sebelumnya, Historical Metrics akan langsung muncul untuk memberitahukan volume pencarian rata-rata setiap bulan, tingkat kompetisi, dan nilai bid termurah dan tertinggi untuk sebuah keyword.
Pada halaman berikutnya, kita dapat melakukan sortir untuk menemukan keyword dengan volume pencarian tertinggi atau bid termahal.
Data kata kunci tersebut pada akhirnya jadi rujukan bagi kita untuk kemudian membuat konten yang akan dioptimasi untuk mesin pencari.
Kesimpulan
Secara garis besar, itulah fungsi dari Google Keyword Planner untuk menolong kita melakukan riset kata kunci.
Cuma begitu doang memang. Tapi bertahun-tahun lamanya telah membantu saya dan ribuan pembuat konten di seluruh dunia untuk melakukan content marketing dan SEO.
Iya.
GKP hanyalah sebuah alat. Dan alat, bagus tidaknya tentu sangat tergantung pada mereka yang memakainya.
Ia bisa jadi sampah di satu tangan atau senjata mematikan di tangan yang lain.
Kitalah yang menentukan.
Semoga bermanfaat,
RA