Published: 30 Januari 2021
Sepekan belakangan dari saat tulisan ini dibuat, IHSG telah terkoreksi dari level 6.400an menuju 5800an, turun lebih dari 7%.
Ini tentu membuat lesu darah para investor trader saham, terutama angkatan Covid yang sebelumnya jarang melihat porto kebakaran akibat kenaikkan harga saham selama berbulan-bulan di akhir 2020.
Padahal itu bukan hal yang mengkhawatirkan. Harga naik dan turun di bursa memang sepatutnya terjadi, terlebih setelah relly panjang yang kadang-kadang nampak seperti anomali.
Satu hal yang menarik untuk dicermati seminggu terakhir adalah net buy asing yang tercatat masih positif saat bursa terkoreksi tajam. Ini berarti, bandar lokal yang berperan besar mengerek harga ke bawah. Tentu supaya bisa diserok di harga yang murah.
Tapi ngapain kita bicara bandar. Itu bahasa yang digunakan trader harian, yang mantengin chart setiap jam, yang jual-beli sepanjang waktu, yang tidak pernah melihat laporan keuangan.
Seorang investor melihat fundamental perusahaan, memiliki dan menyimpan sahamnya untuk jangka panjang. Sebab pada akhirnya, bukan bandar lokal atau pun asing, harga saham akan selalu bergerak seiring kinerja sebuah perusahaan. Untuk itulah ia dinamakan saham, bukan kupon SDSB.
Dan karena alasan ini juga, saya tidak pernah menyebutkan emiten-emiten naik daun seperti ANTM, BRIS, TINS, KAEF, INAF, IRRA, BBKP dan sejenisnya di channel Telegram saya.
Bukan tidak suka. Bukan tidak doyan. Hanya menurut saya, kenaikan super hebat yang terjadi pada emiten-emiten tersebut jauh mendahului apa yang seharusnya terjadi. Pergerakan terjadi semata berdasarkan sentimen, bukan kinerjanya.
Selera saya adalah membeli dan menyimpan saham-saham yang memiliki kinerja yang baik dan (kalau bisa) masih berada di harga yang salah alias lebih murah dari seharusnya dimana semua emiten naik daun yang disebutkan diatas tidak ada yang masuk di kriteria ini sehingga wajar jika menimbulkan kepanikan saat harganya terjun payung.
Sebab belum tentu ia akan kembali lagi ke harga pucuknya.
Demikianlah, saat market merah dan berdarah, kita seharusnya tak perlu panik dan justru melihatnya sebagai kesempatan untuk membeli kembali di harga diskonnya. Malah sekarang ada banyak saham yang mulai menarik untuk dilirik.
Sebab seorang investor melihat masa depan. Bukan minggu depan.
Ketenangan ini pun semakin sempurna saat mindsetnya tepat, yakni gunakan hanya uang yang memang dialokasikan untuk investasi, bukan uang makan, bukan untuk dimakan, dan jangan pernah gunakan margin apalagi duit hasil berhutang atau jualan ginjal untuk berinvestasi saham.
Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang?
Tetap tenang dan bekerjalah seperti biasa. Jika memiliki cash, terus cicil emiten-emiten yang masa depannya cerah. Tetap pada rencana investasi dan jangan ikut-ikutan kecuali ada alasan kuat bagi kita untuk melakukannya.
Sebab dalam jangka panjang, tentu saja kita yakin jika bursa akan kembali ke jalurnya, yaitu naik perlahan menuju ATH barunya.
Dan selalu ingat, rugi dan untung di portofolio hanyalah contekkan. Itu belum terealisasi hingga kita memutuskan untuk menjualnya.
Beruntunglah kita yang memegang perusahaan yang sehat dengan mindset yang bagus, sebab kita tidak pernah perlu menjual saham di harga yang merah.
============================
Untuk membeli saham dengan mudah dan cepat, Anda dapat menggunakan aplikasi Ajaib yang sangat ramah terhadap pengguna.
Link download aplikasi Ajaib, klik disini ➡️ https://go.onelink.me/ShqC/riantoastono
Gunakan kode referral “rianto” (tanpa tanda petik) pada saat melakukan registrasi untuk mendapatkan bonus reksa dana.
Disclaimer on: Segala rekomendasi dan analisa saham hanyalah bersifat memberi pandangan semata, dan saya tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul, keputusan Investasi ada di tangan masing-masing.
Jangan lupa join channel Telegram saya yang khusus membahas tentang investasi, klik disini.
Regards,
RA