Digital Marketing Insight 2021

D

Euforia vaksin telah begitu cetar membahenol. Melampaui apa yang akan kita hadapi tahun depan.

Maka izinkan saya menyampaikan Digital Marketing Insight tahun 2021 yang sudah di depan mata.

Prediksi saya, tahun depan mungkin belum akan jauh berbeda.

Sebab vaksin telah tiba sepaket dengan masalahnya. Mulai dari penolakan dan pro-kontra yang terjadi di masyarakat, cemarut distribusi yang saya ramal akan bermasalah, hingga efektivitasnya yang masih patut untuk dipertanyakan karena ketergesaan dan eksistensi bisnis triliunan rupiah yang berada di baliknya.

Pra dan paska vaksinasi adalah periode panjang yang sangat menantang. Semua itu akan terjadi sepanjang 2021.

Tidak ingin menjadi pesimis. Hanya mencoba realistis. Menurut saya, situasi “normal kembali” baru akan terjadi paling cepat pada September-Oktober 2021 atau yang paling masuk akal baru akan terjadi di tahun 2022.

Tapi itu bukan normal dulu. Melainkan normal baru. Dimana segala sesuatu telah berubah. Tak lagi sama seperti apa yang terjadi sebelum pandemi.

Demikianlah, semua yang terpukul di tahun 2020 dan hanya diam menunggu akan hancur di tahun 2021. Sementara yang beradaptasi di tahun 2020 akan mulai menuai hasilnya di tahun 2021.

Online tetap jadi kata kuncinya.

Pemasaran online, supermarket online, mall online, pasar tradisional online dan delivery service untuk seluruh produk yang memungkinkan adalah apa yang akan jadi normal baru di tahun 2021 dan tahun-tahun berikutnya.

Tak ada lagi jalan kembali.

Dan itu membawa konsekuensi tersendiri: iklim persaingan bagi para pelaku bisnis dan pedagang yang memanfaatkan internet jadi semakin berat. Semakin sesak.
Akibatnya, iklan semakin mahal. Promosi semakin sulit.

Saatnya memutar otak.

Mindset Bisnis 2021 – Recurring is New Normal

Jika selama ini kita menghitung profit dengan rumus omset dikurangi modal dan biaya, maka itu mungkin tak akan berlaku lagi.

Dengan semakin mahalnya ongkos akuisisi konsumen baru, berpikir untuk mendapatkan profit dari penjualan pertama (terutama untuk produk dengan margin yang tidak terlalu besar) akan berakibat pada dua hal buruk:

– Stuck pada proses mengulik iklan atau strategi organik lainnya hingga menghabiskan banyak sekali waktu.
– Stuck pada pilihan-pilihan marketing yang dibatasi oleh budget karena takut boncos.

Maka saat kita tak bisa mengendalikan sesaknya bisnis yang masuk ke ranah online, nilai bid yang meroket, kompetisi yang panas; mari kita kendalikan mindset serta cara berbisnis yang sepenuhnya berada dalam kontrol kita.

Oke. Sekarang begini:

– Bagaimana jika kita tidak perlu memikirkan profit pada penjualan pertama?
– Bagaimana jika kita merelakan seluruh profitnya untuk biaya promosi?
– Bagaimana jika kita mengizinkan sedikit kerugian yang terukur untuk mengakuisisi konsumen baru?

Tentu saja semuanya jadi nampak lebih mudah.

Pertanyaan yang muncul kemudian: darimana dan kapan profitnya bisa kita dapatkan?

Jawabannya: dari penjualan kedua dan penjualan-penjualan selanjutnya untuk konsumen yang sama.

Maka mari kita kembali lagi ke prinsip klasik yang sudah diingatkan oleh nenek-moyang para pebisnis online sejak zaman baheula: LIST BUILDING.

Because the money is in the list.

Dengan menggunakan prinsip ini, maka simsalabim, dalam seketika kita akan langsung jadi kompetitif.

Kepusingan kita pun berpindah: dari semula memikirkan agar tak boncos menjadi memikirkan agar dapat menjual lebih banyak, terus-menerus, selama mungkin kepada basis konsumen yang jadi pelanggan.

Kabar baiknya, kepusingan pertama bukanlah milik seorang pengusaha. Sementara kepusingan yang terakhir adalah miliknya pengusaha. Pebisnis. Entrepreneur.
Dan dengan menggunakan mindset ini pula, kita dapat mencapai sekaligus 2 hal:

– Tidak ragu atau takut untuk mengeluarkan biaya pemasaran.
– Mulai membangun bisnis berkelanjutan yang berbasis pada pelanggan.

Bisa jadi, mindset yang berubah dari kondisi saat ini justru akan membesarkan bisnismu, bukan?

Ternyata kalimat bijak “selalu ada hikmah di setiap kesulitan”, memang betul adanya.

Maka tugas kita sekarang adalah menemukan strategi list building yang paling cocok dengan produk milik kita.

Pada dasarnya, itu adalah tentang bagaimana kita dapat berkomunikasi dengan mudah dan efisien, membangun layanan pelanggan yang memuaskan serta menghadirkan produk berkualitas yang dapat dijual lebih dari sekali kepada konsumen yang kita miliki.

Lalu bagaimana caranya?

Tentu itu adalah PR masing-masing pebisnis.

Namanya juga putar otak, bos.

Selamat menyambut 2021,
RA

telegram

About the author

Rianto Astono

an author, book obsessive, writing enthusiast, associate, blogger. Internet marketer since 2004.

Get in touch

Please send your email directly to rianto@gaptex.com or follow me via social channels below: